Purwodadi — Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) hadir di halaman Setda Grobogan dalam Seminar Grobogan Berakhlak, rangkaian HUT ke-54 Korpri, Senin (17/11/2025). Tema seminar, “Korpri Pemersatu Bangsa Siap Mewujudkan Asta Citra”, menjadi landasan untuk meneguhkan peran ASN dalam melaksanakan kebijakan publik, melayani masyarakat, dan menjaga persatuan bangsa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Grobogan, Anang Armunanto, yang juga Ketua DP Korpri Kabupaten Grobogan, menegaskan bahwa ASN, sebagaimana amanat Undang-Undang ASN, memiliki tugas dan fungsi strategis: pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat, dan perekat persatuan bangsa. Seminar ini, menurutnya, menjadi momen penting untuk mengingatkan kembali fungsi dan tanggung jawab ASN.
“Kita kuatkan semangat ini untuk benar-benar bekerja keras mengabdi kepada bangsa, negara, daerah, dan masyarakat. Lebih peka terhadap masalah daerah dan lebih empati pada kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Bupati Grobogan, Setyo Hadi, menambahkan, tantangan pelayanan publik kian kompleks. ASN dituntut menjadi birokrasi yang adaptif, terpercaya, dan tetap menjaga persatuan. Menurutnya, ASN adalah teladan sekaligus penggerak pembangunan, yang memastikan pemerintahan tetap efektif dan dekat dengan masyarakat.
Dalam sesi motivasi, Ustaz kondang Wijayanto menyoroti tantangan karakter bangsa. Pertama, kekayaan tanpa kerja—mental ingin kaya instan, menurutnya, menjadi akar berbagai masalah sosial, dari korupsi hingga maraknya perjudian online.
“Orang pengen budaya instan. Ini akar dari korupsi. Akar kenapa orang korupsi, pengen segera mendapatkan,” ujar dia.
Selain itu, Ustaz menegaskan enam petaka bangsa Indonesia lainnya: “Kenikmatan tanpa suara hati, pengetahuan tanpa karakter, perdagangan tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, agama tanpa pengorbanan, dan politik tanpa prinsip.”
Ia menekankan pentingnya membangun etos kerja unggul, yang mencakup kerja sebagai rahmat, amanah, panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan, sekaligus bentuk pelayanan. Dengan prinsip-prinsip ini, ASN tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menempatkan nilai moral dan kepedulian dalam setiap langkah pelayanan publik.
Rangkaian kegiatan juga mencakup penyerahan hibah keagamaan kepada pondok pesantren dan tempat ibadah, serta penghargaan bagi pemenang Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Provinsi Jawa Tengah ke-XXXI Tahun 2025. Kehadiran kegiatan ini memberi warna nyata dalam seminar, menghadirkan momen yang terasa langsung bagi masyarakat dan generasi muda, di tengah pesan moral dan semangat pelayanan.
Secara keseluruhan, seminar menjadi pengingat bahwa pelayanan publik bukan sekadar prosedur atau angka. Ketika ASN menempatkan hati dan akal dalam setiap langkah, masyarakat merasakan manfaat—dari pelayanan yang lebih responsif, birokrasi yang beretika, hingga warga yang merasa diperhatikan dan dihargai. (jsa)



